Game Itu Industri!

NEW CONSOLE!!!!!!

Oleh

Bayu Darmawan
(Ketua Bidang Hikmah Komisariat Engineering)

         Sebelum kita mencapai substansi dari tulisan ini, marilah kita bicara historis yang saya alami sejak belia. Sejak kecil, saya melihat banyak orang di sekeliling saya memainkan game dengan berbagai mesin dan game dari berbagai vendor. Ayah saya memainkan sebuah game simple nan mendunia yakni tetris, yang dimainkan dengan sebuah alat yang saya menyebutnya sebagai gameboard kala itu. Ayah saya mendapatkan nya bukan karena membeli, melainkan adalah bekas milik bos nya kala itu yang beretnis Tionghoa, rusak dan dibuang begitu saja. Karena jenuh dengan rutinitas, maka diambil dan diperbaiki oleh ayah saya.
       Sementara itu, paman saya lebih nyaman memainkan sebuah game besutan Mario Bros, yah, sepertinya tak perlu dijelaskan kalian pasti tau game apa yang saya maksud. Ia nyaman memainkannya karena memiliki keunggulan dalam hal visual dan control yang menggunakan stik. Dimainkan di sebuah konsol yang disebut sebagai Nintendo walaupun saat ini saya tau konsol tersebut bukanlah produk dari Nintendo.
      Dari dua contoh diatas, dapat kita simpulkan bahwa mereka berdua memainkan game sebagai pelepas penat, mengistirahatkan tubuh sembari mencari kesenangan yang bisa membuat mereka Sekanak lupa akan beban hidup yang banyak menghantam. Apakah saat ini, game juga hanya sebatas itu?
     Jika anda berpikir demikian, sepertinya anda harus berpetualang lebih jauh. Mari saya ajak anda untuk berkenalan dengan raja YouTube dunia, PewDiePie. Ia terkenal bukan karena konten-kontennya yang menyegarkan, bukan juga karena prank-prank ojol gaje yang digandrungi youtuber-youtuber berotak trapesium di Indonesia, atau dengan menghujat satu dengan lainnya, ia menjadi raja YouTube adalah karena ia memainkan game PC bernama Minecraft.
      Atau mari kita lihat dari sudut pandang lain. Dari scene kompetitif profesional, kita akan melihat turnamen-turnamen game mendunia, ada berbagai macam game yang dipertandingkan dari berbagai macam genre. Di genre Moba ada The International, yang merupakan 'piala dunia-nya' game DOTA 2. atau yang terbaru, M1 miliknya Mobile Legends. Belum lagi turnamen-turnamen tingkat nasional maupun regional yang semakin menjamur di mana-mana.
      Atau jika anda malas bermain dengan penuh pressure seperti di dalam turnamen, dan malas atau tidak mempunyai keahlian dalam editing video untuk menjadi konten kreator YouTube, maka jadilah anda seorang streamer.
     Untuk perputaran uang, tidak perlu anda pertanyakan. Seorang streamer dan pro player Mobile Legends bernama Yurino Putra atau yang biasa dikenal donkey mengaku bisa menghasilkan sekitar 300 jt dalam sebulan hanya dengan menjadi streamer, sebuah angka yang fantastis jika dibandingkan dengan gaji guru honorer di negeri ini. Jika ia yang notabene hanyalah streamer kelas menengah saja mampu menghasilkan sedemikian banyak uang, bagaimana dengan mereka yang punya nama lebih besar?
     Marilah buka mata kita, jangan anggap game hanya sekedar wasting time dan menjudge mereka tak punya masa depan. Siapa tau kelak suatu saat mereka sukses, bisa-bisa kita yang menertawai mereka karena nge-game terus-menerus malah berbalik menampar kita dengan segepok uang 100 ribuan. Dengan ini, marilah kita sepakati bahwa game itu bisa menjadi lahan subur untuk menjadi sebuah industri, bukan lagi hanya sekedar penyaluran hobi.

Salam Perjuangan!!! Salam Merah Maron!!!

Share on Google Plus

About IMM KOMISARIAT ENGINEERING

    Blogger Comment
    Facebook Comment

1 komentar:

Pilihan Editor

loading...

Popular Posts